Sunday, 24 November 2013

PEMBUATAN LARUTAN NaOH 0,1 N


  1. Membuat larutan NaOH 50 %
     (Lindi minyak menurut Sorensen)
Larutan baku Natriumhidroksida tak dapat dibuat lang-sung dengan menimbang NaOH yang telah dihitung, karena basa itu selalu menarik air dan karbondioksida dari udara. Lebih-lebih karbonat yang terbentuk itu sangat mengganggu penitaran dengan PP.
Oleh karena itu harus dibuat dahulu “lindi minyak menurut Sorensen". Yaitu larutan NaOH 50 %, misalnya 100 gram NaOH padat ditambahkan sedikit demi sedikit Kedalam 100 gram air yang berada dalam piala gelas Pyrex sambil diaduk dengan pengaduk kara. Hati-hati dalam larutan hidroksida sepekat ini, Natrium karbonat tak akan larut dan setelah dua tiga hari kotoran terendap. Yang kita gunakan adalah larutan jernih bagian atas, yaitu NaOH yang tidak mengandung karbonat. Karena larutan basa lambat laun akan memakan kaca, lindi minyak harus disimpan dalam botol yang dilapisi parafin dinding dalamnya.
B.  Membuat Larutan NaOH 0,1 N
Kepekatan lindi minyak adalah lebih kurang 19 N, Untuk menetapkan N NaOH secara kasar dapat ditera dulu berat jenisnya dengan menggunakan Boumemater, untuk melihat kenormalan NaOH dapat dilihat pada table hubungan berat jenis dengan Normalitas. Kemudian kita hitung berapa ml lindi yang diperlukan untuk 1 liter NaOH 0,1 N, dengan menggunakan rumus V1N1 = V2N2. Jumlah ml itu diukur dengan gelas ukur atau ditimbang dengan neraca kasar, dimasuk­un kedalam labu ukur 1 liter dan air suling hingga tanda garis dan larutan NaOH siap untuk ditetapkan kenormalannya ­dengan larutan baku asam oksa­lat, KH-Phtalat dan sebagainya.
Catatan :
a.    Larutan KOH tidak dapat dimurnikan secara diatas, karena Kaliumkarbonat agak mudah larut dalam lindi pekat. Oleh karena itu dibuat KOH ± 1 N yang dibubuhi 50 ml bubur kapur. Kemudian campuran itu dibiarkan lagi hingga mengenap dan larutan air jernih diba­gian atas dapat diencerkan semestinya.
b.    Untuk mengencerkan larutan NaOH 0,1 N tadi, tidak boleh digunakan suling biasa, karena air tersebut pada umumnya mengandung terlalu banyak banyak karbondioksida. Untuk memperoleh air air suling harus didihkan lebih dahulu. Atau lebih baik lagi air tersebut dibiarkan beberapa hari dalam suatu botol yang disumbat dengan kapas saja. Dengan cara demi­kian, kadar C02 dalam air suling akan seimbang dengan C02 di udara.
C.  Penetapan KenormaLan NaOH 0,1 N dengan bahan baku Asam Oksalat.
1. Dasar
Asam Oksalat bereaksi dengan Natrium Hidroksi­da menjadi natrium oksalat. Karena asam oksa­lat merupakan asam lemah, sedangkan NaOH basa kuat, maka digunakan fenolptalin (PP) sebagai indikator.
2. Reaksi
2 NaOH  +  (COOH)2             2 (COONa)2 + 2  H2O
 3. Pereaksi-pereaksi yang diperlukan
a. Hablur Asam Oksalat,     (COOH)2 2 H20
b. Larutan Na0H  0,1 N
c. Larutan penunjuk PP
      4. Cara Kerja
Ditimbang dengan teliti ± 600 mgram hablur asam oksalat dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml. Kemudian diimpitkan sampai tanda garis dan dikocok hingga serba sama. Siapkan buret basa dan diisi larutan  larutan NaOH yang akan ditetapkan, dan tepatkan pada posisi 0 ml dan diimpitkan dengan garis nol.
Ambil 25 ml larutan asamoksalat dengan pipet gondok, masukkan kedalam erlenmeyer 250 ml, dan 3 tetes indikator PP. Selanjutnya dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N hingga titik akhir titrasi (merah seulas).
Catat volume NaOH titran. Ulangi 3 kali dan Hitung kenormalan NaOH..
5. Hasil
                                                  
            N Asam Oksalat  =  mg as oks
                                              250 x 63
           N. NaOH   =  V1 x N1
                                               V2
     Catatan : -       V1  =  ml asam oksalat
                             V2 =  ml NaOH yang dipergunakan
                             N1  = kenormalan asam oksalat
                             63  = bobot setara asam oksalat

0 comments:

Post a Comment