- Membuat larutan NaOH 50 %
(Lindi
minyak menurut Sorensen)
Larutan baku Natriumhidroksida tak dapat dibuat
lang-sung dengan menimbang NaOH yang telah dihitung, karena basa itu selalu
menarik air dan karbondioksida dari udara. Lebih-lebih karbonat yang terbentuk
itu sangat mengganggu penitaran dengan PP.
Oleh karena itu harus dibuat dahulu “lindi minyak
menurut Sorensen". Yaitu larutan NaOH 50 %, misalnya 100 gram
NaOH padat ditambahkan sedikit demi sedikit Kedalam 100 gram air yang berada
dalam piala gelas Pyrex sambil diaduk dengan pengaduk kara. Hati-hati dalam larutan
hidroksida sepekat ini, Natrium karbonat tak akan larut dan setelah dua tiga
hari kotoran terendap. Yang kita gunakan adalah larutan jernih bagian atas,
yaitu NaOH yang tidak mengandung karbonat. Karena larutan basa lambat laun akan
memakan kaca, lindi minyak harus disimpan dalam botol yang dilapisi parafin
dinding dalamnya.
B. Membuat Larutan NaOH 0,1 N
Kepekatan lindi minyak adalah
lebih kurang 19 N, Untuk menetapkan N NaOH secara kasar dapat ditera dulu berat
jenisnya dengan menggunakan Boumemater, untuk melihat kenormalan NaOH dapat
dilihat pada table hubungan berat jenis dengan Normalitas. Kemudian kita hitung
berapa ml lindi yang diperlukan untuk 1
liter NaOH 0,1 N, dengan menggunakan rumus V1N1 = V2N2.
Jumlah ml itu diukur dengan gelas ukur atau
ditimbang dengan neraca kasar, dimasukun kedalam labu ukur 1 liter dan air
suling hingga tanda garis dan larutan NaOH siap untuk ditetapkan kenormalannya dengan
larutan baku asam oksalat, KH-Phtalat dan sebagainya.
Catatan :
a. Larutan KOH tidak dapat dimurnikan secara diatas,
karena Kaliumkarbonat agak mudah
larut dalam lindi pekat. Oleh karena itu dibuat KOH ± 1 N yang dibubuhi 50 ml
bubur kapur. Kemudian campuran itu dibiarkan lagi hingga mengenap dan larutan
air jernih dibagian atas dapat diencerkan semestinya.
b. Untuk mengencerkan larutan NaOH 0,1 N tadi, tidak
boleh digunakan suling biasa, karena air tersebut pada umumnya mengandung
terlalu banyak banyak karbondioksida. Untuk memperoleh air air suling harus
didihkan lebih dahulu. Atau lebih baik lagi air tersebut dibiarkan beberapa hari
dalam suatu botol yang disumbat dengan kapas saja. Dengan cara demikian, kadar
C02 dalam air suling akan seimbang dengan C02 di udara.
C. Penetapan KenormaLan NaOH 0,1 N dengan bahan
baku Asam Oksalat.
1. Dasar
Asam Oksalat bereaksi dengan Natrium Hidroksida menjadi
natrium oksalat. Karena asam oksalat merupakan asam lemah,
sedangkan NaOH basa kuat, maka digunakan fenolptalin (PP) sebagai indikator.
2. Reaksi
2
NaOH +
(COOH)2 2
(COONa)2 + 2 H2O
3. Pereaksi-pereaksi yang diperlukan
a. Hablur Asam Oksalat, (COOH)2 2 H20
b. Larutan Na0H
0,1 N
c. Larutan penunjuk PP
4. Cara Kerja
Ditimbang dengan teliti ± 600 mgram hablur asam oksalat
dan dilarutkan dalam labu ukur 100 ml. Kemudian diimpitkan sampai tanda garis
dan dikocok hingga serba sama. Siapkan buret basa dan diisi larutan larutan NaOH yang akan ditetapkan, dan
tepatkan pada posisi 0 ml dan diimpitkan dengan garis nol.
Ambil
25 ml larutan asamoksalat dengan pipet gondok, masukkan kedalam erlenmeyer 250
ml, dan 3 tetes indikator PP. Selanjutnya dititrasi dengan larutan standar NaOH
0,1 N hingga titik akhir titrasi (merah seulas).
Catat
volume NaOH titran. Ulangi 3 kali dan Hitung kenormalan NaOH..
5. Hasil
N Asam
Oksalat = mg as oks
250 x 63
N.
NaOH = V1 x N1
V2
Catatan :
- V1 = ml
asam oksalat
V2
= ml NaOH yang dipergunakan
N1 = kenormalan asam oksalat
63
= bobot setara asam oksalat
0 comments:
Post a Comment