HKI : Himpunan Kimia Indonesia, Wadah menyatukan para Kimiawan di segala Bidang

Peran Kimiawan tak bisa dielakkan dari pembangunan indonesia dewasa ini. para praktisi industri mau tak mau harus memakai jasa para kimiawan untuk tenaga laboratorium ataupun lainnya. HKI merupakan wadah yang tepat guna menyatukan segala pemikiran para scientist-scientist kimia di seluruh Indonesia

Trip To Jakarta

First Coordination meeting of Indofood Asahi QA Team. For 2 years, finally i landed again in Soekarno Hatta International Airport

My First Book - Panzerkorps (1939 - 1945)

Finally, our book project in a recent year has finished. Thanks to nulisbuku.com for published it. Glad to see it and face the future book project

Indofood CBP Asahi QA Team

With our fellow QA team of Indofood CBP Asahi Beverage Division at Indofood Tower

#TipsAndroid, our #2 book

Our #2 book published by nulisbuku.com, thanks for published our book 2 times. i'm confident my #3 books is'nt indie book again.

Sunday, 16 March 2014

Analisa Kuantitatif : Standarisasi Internal

Untuk menentukan konsentarsi etanol dalam sampel anggur tertentu dengan menggunakan propanol sebagai internal standar dan untuk membandingkan hasil dengan teknik eksternal standar.
Kondisi Instrumen
Temperatur kolom:900C
Rotameter– polar :1,7
Range: 1 K
Integrator:
- ATT 2:6
- CHT SP:1,00
- AR REJ: 5000
Metode
  1. Siapkan larutan kalibrasi berikut terdiri dari etanol 0,0; 4,0; 8,0; 12,0; 16,0 vol%. Setiap larutan tersebut harus mengandung 20,0 vol% propanol
  2. Gunakan 1.0 mikroliter syringe yang bersih, dapatkan kromatogram dari larutan-larutan di atas dengan meggunakan HP 3390A Reporting Integrator
  3. Dari hasil yang diperoleh, buatlah dua grafik, satu adalah area puncak etanol vs konsentrasi etanol, dan yang lain adalah rasio area puncak etanol terhadap propanol vs konsentrasi etanol.
  4. Dapatkan sampel anggur dan siapkan larutan anggur yang mengandung konsentrasi propanol yang sama seperti dalam larutan kalibrasi.
  5. Kromatografikan larutan anggur rangkap tiga
  6. Tentukan, dengan menggunakan grafik kalibrasi, konsentrasi (vol%) etanol dalam sampel anggur yang asli.
  7. Jika Anda telah menentukan konsentrasi etanol, konseltasikan dengan asisten lab, kemudian analisa larutan anggur dengan menggunakan metode yang tersedia dengan integrator.
Diskusi
Bandingkan hasil yang diperoleh dengan menggunakan teknik standar internal dan standar eksternal dan perkirakan kesalahan dalam tiap kasus.

Bilangan Oktan ( Octane Level) Pada Bahan Bakar Minyak

Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% n­heptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100)
= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
-Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.
53
-Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
-Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Analisa Asam Karboksilat (Asam Lemak) Rantai Panjang

Asam (lemak) Karboksilat rantai panjang terjadi dalam lemak dan minyak seperti ester dari alkohol, gliserol. Ester-ester ini dikenal sebagi gliserida atau lebih umum lipid. Untuk menganalisa kandungan asam lemak dari lemak atau minyak, pertama kali diperlukan adalah membebaskan asam dari ester. Hal ini akan dicapai dengan cara hidrolisa basa (saponifikasi).
Akan tetapi hidrolisis akan menghasilkan formasi campuran garam asam yang mana tidak sesuai untuk analisa oleh kromatografi cair gas (GLC). Oleh karena itu, perlu untuk mengubah garam-garam ini menjadi derivatif yang sesuai.
Derivatif yang paling umum digunakan adalah metil ester dan ada beberapa metode yang tersedia untuk menghasilkan derivatif tersebut. Salah satu metode yang paling sederhana, cepat dan paling populer melibatkan reaksi campuran hidrolisis dengan triflouride dalam metanol.
Begitu terbentuk, metil ester akan terekstraksi ke dalam pelarut organik dan siap untuk dianalisa. Pilihan lain, metil ester mungkin diproduksi langsung dengan cara transesterifikasi katalis-basa dari gliserida dengan menggunakan potassium hidroksida dalam metanol kering.
Dalam analisa GLC metil ester asam lemak, data retensi umumnya diekspresikan dalam istilah equivalent chain length (ECL) atau jumlah carbon (carbon number / CN)
Nilai ECL menyerupai Retention Index Kovats dan dihitung dalam cara yang hampir sama. Dalam sistem ECL prilaku retensi dari metil ester tertentu dihubungkan pada rangkaian homologous metil ester dari asam jenuh rantai lurus.
Sebagai contoh, metil oktadekanoat (stearat) didefinisikan memiliki nilai Ecl 18,00.
Oleh karenanya, ester yang terelusi setelah metil oktadekanoat tetapi sebelum metil nonadekanoat akan memiliki nilai ECL antar 18,00 dan 19,00, katakan 18,30.
Dalam analisa kuantitatif lemak dan minyak, konsentrasi relatif (wt%) dari asm lemak dapat diambil langsung dari area puncak yang dinormalisasi dari ester yang bersangkutan. Hal ini tentu saja merupakan perkiraan dan keakuratan teknik bergantung pada cakupan (range) dan berat molekular sama yang terlibat. (Ref. Ettre, 6-17,18)
Kondisi Instrumen
Instrumen:Becker 407
Temperatur kolom:1800C
Temperatur detektor:2300C
Temperatur atas:2600C
Tekanan gas pembawa: 2,0
Range: 100
Catatan :
  1. Sampel dan standar akan disediakan oleh asisten lab
  2. Peralatan gelas dan syringe tersedia dari ruang penyiapan
  3. Kromatogram yang akan terekam menggunakan integrator. Periksa bersama asisten lab sebelum menggunakan instrumen.
Metode :
  1. Timbang 150 mg sampel ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dan tambahkan 3 mL n -heksana. Tambahkan 3 mL n -heksana ke dalam tabung reaksi kedua. Tabung ini akan berisi campuran “blank”. Pada tiap tabung, tambahkan 1 mL KOH 2M dalam metanol dan kocok selama 30 detik. Biarkan beberapa menit sebelum dianalisa.
  2. Kromatografikan 0,2 μL lapisan heksana dari campuran “blank” dan amati jika terdapat ketidakmurnian. Jika ketidakmurnian tampak, konsultasikan dengan asisten lab. Kromatografikan 0,2 μL lapisan heksana dari campuran sampel. Gunakan syringe yang berbeda, kromatografikan 0,2 μL larutan standar metil ester jenuh
Hasil
Tabulasikan semua data yang dihasilkan Gunakan hasil ini untuk mengidentifikasi metil ester jenuh dalam sampel Anda
Dari data retensi buatlah grafik log t’R vs jumlah karbon dan gunakan grafik ini untuk memperkirakan nilai ECL dari sisa puncak pada kromatogram sampel.

Tata nama Alkana

Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan menyebabkan berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya kemungkinan struktur senyawa karbon, menyebabkan perlunya pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan rumus strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh IUPAC agar dapat digunakan secara internasional.
Aturan tata nama alkana
1. Rantai tidak bercabang (lurus) Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n- (normal)
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana
2. Jika rantai karbon bercabang, maka:
a.  Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain. Rantai induk diberi nama alkana.
15
rantai induk terdiri dari 6 atom C, sehingga diberi nama heksana
b. Penomoran.            Berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
16
Jika nomor dari bawah, maka cabang ada di nomor 3. tetapi jika dari kanan, maka cabang ada di nomor 4. Sehingga dipilih penomoran dari ujung bawah.
c.         Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
d. Tabel 3. Nama Alkil
17
18
e.         Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang: Nomor cabang-nama cabang nama rantai induk:
Nama untuk struktur di atas adalah: 3-metilheksana

-jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nonor-nonor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.
19
-Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-mana alkil disusun menurut abjad.
20
3. Tambahan untuk penomoran khusus
a.  Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka pilih rantai induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak.
21
Rantai induk = 5 atom C Rantai induk = 5 atom C
Cabang = 2 (metil dan etil) Cabang = 1 (isopropil)
Sehingga yang dipilih adalah struktur yang pertama : 3-etil-2-metilpentana
b. Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih kecil.
22
Dari kiri, nomor 3 terdapat cabang etil
Dari kanan, nomor 3 terdapat cabang metil.
Sehingga yang dipilih adalah penomoran dari kiri: 3-etil-4metilpentana

Sumber : chem-is-try.org

Chemical Wallpaper 2