Thursday 7 May 2015

Fenomena Sabun sebagai Desinfektan dan Pembersih



Beberapa waktu lalu aku membahas pelajaran kimia SMP untuk anak-anak les, Aku keasikan sampai terbawa ke pembahasan cara kerja sabun.

Padahal sebenarnya anak SMP hanya perlu tahu jenis bahan kimia pada sabun dan sedikit tentang pengenalan bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi baiklah, mari kita puaskan kepobilitas(rasa ingin tahu) kalian!

Sabun dapat membersihkan sesuatu karena mampu mengikat pengotor  (yang umumnya lemak) dan membawanya bersama air ketika di bilas.


Cara Kerja Sabun

Setelah kita tahu kenapa sabun bisa membersihkan tubuh sekarang kembali muncul bagaimana cara kerjanya?

Sabun mengikat pengotor, artinya pada sabun terdapat senyawa yang termasuk satu golongan dengan pengotornya.

Dalam hal ini, pengotornya berasal dari lemak yang termasuk dalam golongan senyawa hidrofobik(senyawa tidak larut dengan air) maka di dalam sabun terdapat pula senyawa hidrofobik yang mampu mengikat sesama senyawa hidrofobik seperti lemak.

Kalau hanya perlu senyawa hidrofobik sejenis lemak, kenapa tidak mandi dengan lemak lainnya aja? Pakai minyak makan gitu, 'kan lemak juga?

Oke, disinilah sisi "chemistry" -nya sisi Ilmu Kimia-nya.

Kalau hanya mengikat lemak, maka minyak makan juga bisa melakukannya, tetapi apa kamu beneran mau pakai minyak makan buat mandi? Tidak tentunya, karena minyak makan sangat sulit dihilangkan dari badan.

Jadi selain dapat mengikat lemak dan pengotor sabun juga harus mudah dihilnagkan, dalam hal ini dilarutkan. Maka zat yang paling tepat dalam membersihkan dan melarutkan ialah air. 

Sabun harus bisa dengan mudah larut dalam air yang merupakan pembersih umum. Sedangkan air memiliki sifat hidrofilik(larut dalam air).



Sehingga sabun harus memiliki sifat hidrofobik dan hidrofilik.

Bagaimana mungkin sabun memiliki dua sifat yang berlawanan itu?

Jadi sabun memiliki struktur yang disebut micell yang memungkinkan sabun memiliki dua ujung, pada satu ujungnya bersifat hidrofilik sedangkan pada ujung lainnya bersifat hidrofobik.

Itulah yang menyebabkan sabun dapat bekerja mengikat lemak dan melarutkannya bersama air.

Bagaimana Cara Pembuatan Sabun?

Telah kita ketahui bagaimana cara kerja sabun yang memiliki dua ujung yang berbeda.  Jadi untuk membuat sabun kita memerlukan 'elemen' hidrofobik dan 'elemen' hidrofilik juga.

Pada elemen hidrofobik digunakan senyawa dengan rantai Karbon yang panjang. Telah umum diketahui bahwa senyawa Karbon rantai panjang memiliki sifat hidrofobik. Contohnya ialah minyak yang merupakan rantai karbon tidak dapat larut dalam air.

Sedangkan elemen hidrofilik-nya diambil dari senyawaan yang mengandung ion. Contohnya ion Na+, K+.

Pembuatan sabun ialah dengan mereaksikan garam-garam dari golongan Na+ ataupun K+ dengan asam lemak sehingga membentuk garam asam lemak natrium/kalium. Reaksi ini disebut juga dengan saponifikasi.

Dari reaksi tersebut akan dihasilkan molekul sabun yang memiliki ujung Karbon rantai panjang dan ujung lainnya berupa ion Na+/K+ sehingga memenuhi syarat sebagai sabun yang baik, yang dapat menghilangkan lemak.

0 comments:

Post a Comment