Distilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan komponen dari suatu
campuran yang berupa larutan cair-cair dimana karakteristik dari
campuran tersebut adalah mampu-campur dan mudah menguap, selain itu
komponen-komponen tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap dan hasil
dari pemisahannya menjadi komponen-komponennya atau kelompokkelompok
komponen. Karena adanya perbedaan tekanan uap, maka dapat dikatakan pula
proses penyulingan merupakan proses pemisahan komponen-komponennya
berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Sebagai contoh, proses
penyulingan dari larutan garam yang dilakukan di laboratorium,
sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.60.Pada gambar tersebut, terlihat,
larutan garam (NaCl) dimasukkan pada labu, dimana pada bagian atas dari
labu tersebut dipasang alat pengukur suhu atau thermometer. Larutan
garam di dalam labu dipanasi dengan menggunakan pembakar Bunsen. Setelah
beberapa saat, larutan garam tersebut akan mendidih dan sebagian akan
menguap. Uap tersebut dilewatkan kondensor, dan akan terkondensasi yang
ditampung pada erlemeyer.Cairan pada erlemeyer merupakan destilat
sebagai air murni.
Pada
operasi distilasi, terjadinya pemisahan didasarkan pada gejala bahwa
bila campuran cair ada dalam keadaan setimbang dengan uapnya,komposisi
uap dan cairan berbeda. Uap akan mengandung lebih banyak komponen yang
lebih mudah menguap, sedangkan cairan akan mengandung lebih sedikit
komponen yang mudah menguap. Bila uap dipisahkan dari cairan, maka uap
tersebut dikondensasikan, selanjutnya akan didapatkan cairan yang
berbeda dari cairan yang pertama, dengan lebih banyak komponen yang
mudah menguap dibandingkan dengan cairan yang tidak teruapkan. Bila
kemudian cairan dari kondensasi uap tersebut diuapkan lagi sebagian,akan
didapatkan uap dengan kadar komponen yang lebih mudah menguap lebih
tinggi. Untuk menunjukkan lebih jelas uraian tersebut,berikut
digambarkan secara skematis:
1.Keadaan awal
Mula-mula, pada cairan terdapat campuran A dan B, dimana karakteristik
dari komponen-komponen tersebut adalah komponen A lebih mudah menguap
(volatil) dibanding komponen B.Komposisi dari kedua komponen tersebut
dinyatakan dengan fraksi mol.Untuk fase cair komponen A dinyatakan
dengan xA, sedangkan komponen B dinyatakan dengan xB.
2. Campuran diuapkan sebagian, uap dan cairannya dibiarkan dalam keadaan setimbang.
3.Uap
dipisahkan dari cairannya dan dikondensasi; maka didapat dua
cairan,cairan I dan cairan II. Cairan I mengandung lebih sedikit
komponen A (lebih mudah menguap) dibandingkan cairan II
Pada
kondisi diatas, dari campuran dua komponen cairan (campuran biner) akan
didapat dua cairan yang relatif murni.Hal ini dapat terlaksana,apabila
beda titik didih dari kedua komponen tersebu relatif besar.Apabila
perbedaan titik didih dari kedua komponen tersebut tidak terlalu
jauh,maka perlu dilakukan proses penyulingan sebagaimana ditunjukkan
pada gambar 4.62.
Pada gambar 4.62 merupakan contoh alat penyuling
(distillation) kontinyu (sinambung). Pada gambar tersebut terlihat
pendidih ulang (reboiler) yang mendapat umpan berupa zat cair secara
kontinyu yang merupakan komponen yang akan dipisahkan. Karena adanya
panas yang masuk (pemanasan) pada pendidih-ulang, maka zat cair masuk
akan diubah sebagian menjadi uap, dalam hal ini uap akan kaya dengan
komponen yang volatil (mudah menguap).
Apabila perbedaan titik
didih dari komponen tersebut relatif tinggi, maka uapnya hampir
merupakan komponen murni.Akan tetapi apabila perbedaan titik didih dari
komponen tersebut,tidak terlalu besar,maka uap merupakan campuran dari
beberapa komponen.Kemudian uap campura tersebut dikondensasikan,
kemudian zat cair hasil kondensasi,sebagian dikembalikan kedalam kolom,
yang disebut dengan refluks.
Cairan yang dikembalikan tersebut
(refluks) diusahakan agar dapat kontak secara lawan arah dengan uap,
sehingga diharapkan hasil atas (over head) akan meningkat kemurniannya.
Untuk mendapatkan kondisi tersebut (kemurnian meningkat),diperlukan uap
yang banyak agar dapat digunakan sebagai refluks dan hasil atas. Kondisi
tersebut harus diimbangi dengan panas yang masuk pada reboiler harus
besar (ditingkatkan). Hal ini perlu dipertimbangkan, khususnya dalam
rangka penghematan energi.
Dalam
distilasi, fase uap yang terbentuk setelah larutan dipanasi, dibiarkan
kontak dengan fase cairannya sehingga transfer massa terjadi baik dari
fase uap ke fase cair maupun dari fase cair ke fase uap sampai terjadi
keseimbangan antara kedua fase. Setelah keseimbangan tercapai,kedua fase
kemudian dipisahkan. Fase uap setelah dikondensasikan dalam kondensor
disebut sebagai distilat sedangkan sisa cairannya disebut
residu.Distilat mengandung lebih banyak komponen yang volatil (mudah
menguap) dan residu mengandung lebih banyak komponen yang kurang
volatil.
0 comments:
Post a Comment